Tag Archives: malang

Launching Sayembara Cipta Rupa Patung dan Lukisan Maria Bunda Segala Suku

Bersama ini kami laporkan kehadiran kami berdua (Helena & Johannes) dalam acara Konprensi Pers berkenaan dengan launching “Sayembara Cipta Rupa Patung & Lukisan MARIA Bunda Segala Suku” pada hari Minggu 30 Mei 2015 di pelataran Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran, Bantul  sbb. :

 

Sekitar jam 14.30 acara dimulai dan Bapak Putut (MC) memperkenalkan mereka yang duduk di podium, yakni : Mgr J Pujasumarta (Uskup Gereja Katolik KAS), Bante Bradaparu (Budha), Bapak Wayan Sumerta (Hindu), Bapak Pendeta Foo Kwee Kiong (Kristen non Katholik), Ibu Christina (ketua panitia launching), Bapak Anton Suyata (penasehat), Romo Wiyono, Suster Gema, Romo B. Saryanto, Pr  (Vikep DIY), Bapak DR. Kardi Laksono (ketua Sayembara) dari I.S.I. Yogya, Romo Agus (Komisi HAK KWI & penasehat) dan Bapak Gomas (penggagas).

Lalu MC memberikan kesempatan kepada masing-masing untuk menyampaikan sepatah dua kata.

 

  1. Ibu Christina : menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak sejak gagasan dilontarkan, didiskusikan dengan banyak pihak sampai akhirnya mereka yang terhimpun dalam Paguyuban Bunda Maria Indonesia (yang didirikan 8 tahun yang lalu), siap untuk melaunching siang ini.yang sesuai saran bapak Putut. L “diadakan di Ganjuran, Bantul”. Lewat acara ini diharapkan para seniman di seluruh Indonesia dapat menghasilkan karya seninya, dalam bentuk patung, lukisan serta hasil fotografi yng bercorak Indonesia. sehingga dapat lebih meningkatkan cinta terhadap Bunda Maria, Bunda Segala Suku di negara tercinta.
  2. Bapak Wayan Sumerta (Hindu) : 2 macam penghayat terhadap kehadiran Tuhan, pertama sebagai “Brahman” yang tak tampak (kosong), kedua sebagai “Sitgun Brahman” yang diwujudkan sebagai manusia dalam simbol patung atau gambar, sehingga bisa membantu untuk berkonsentrasi secara penuh. Dalam Hindu ada Alatara (Krisna) dalam bentuk gambar atau patung, sehingga umat bisa diterima oleh Hyang Widi, bisa dekat dengan Tuhan dan bisa memperoleh jalan terang.
  3. Mgr J Pujasumarta : dari Ganjuran berkat akan mengalir ke seluruh jagad, keindahan karya seni bisa menyatukan semua orang dari agama manapun, di belakang podium ada patung Yesus “Pangeran Segala Bangsa”. Dan Maria adalah tanda kasih Allah, agar dapat menyatukan kita semua sebagai saudara.

 

(Sesudah itu bersama-sama menuju ke Poster besar “yang masih tertutup kain putih” termasuk pembawa obor “lambang kasih Maria” dan sementara itu seniman lukis Bapak Dwi Putra memulai goresannya pada kanvas, usai Mgr Puja membuka back drop – beliau meninggalkan lokasi acara ini karena harus memimpin Misa Krisma di Nanggulan Yogya)

 

  1. Bapak Gomas : Ada kerinduan umat Katholik Indonesia yang selama ini mengadopsi gambar Maria dari luar negeri. Lewat sayembara idiharapkan ada hasil karya yang bisa menjadi ikon untuk Indonesia. Nantinya hasil sayembara ini akan diminntakan ijin untuk ditempatkan di museum Fatahilah Jakarta.
  2. Bante Bradaparu (Budha) : Maria memberi kesejukan dan arahan sehingga melahirkan batin yang maha bijaksana. Pikiran dan hati yang sama-sama bekerja sehingga bisa menjadikan maha karya. Seperti tantangan seniman dalam karya, kitapun dalam hidup ini diharapkan bisa menyelesaikannya dengan baik. Acara ini akan menginspirasi umat untuk bisa mengasihi dengan kasih Tuhan.
  3. Pendeta Foo Kwee Kiong mengatakan ide meletakkan lukisan Maria di musium Fatahilah jakarta akan mudah untuk disetujuikarena bp. Gomes adalah teman A Hok. Bantul pd th 2006 terkena gempa hebat tetapi jadiberkat untuk Indonesia. Dari Bantul ada bahasa kasih yang menyatukan sebagai saudara.
  4. Bapak DR. Kardi Laksono (I.S.I. Yogya) : Menginformasikan Bapak K.H. Miftahal sedang dalam perjalanan ke sini. Maria memancarkan keterpaduan keindahan yang bisa diterima semua orang. Semoga nanti ada Maria yang khas, seperti patung Kristus yang ada di Candi Ganjuran, Bantul. Di sini orang bisa merasakan yang Ilahi, sisi kemanusiaan bagi segala suku di tanah air kita
  5. Romo Agus (Komisi HAK KWI) : Terima kasih atas ijin Bapak Uskup, Romo Vikep DIY & Romo Paroki Ganjuran, Bantul. Sejak awal acara yang baru pertama kali diadakan di dunia ini, disarankan untuk ditempatkan dalam keterbukaan Gereja Katholik, agar membuka diri atau mengenalkan diri dan agar mngenal agama yang lain. Orang Katholik diharapkan bisa mengenal yang berkaitan dengan Kekhatolikan juga. Waktu MTQ di Ambon, kontingen Banten menginap di Keuskupan, dan semua salib Kristus dll sudah disingkirkan. Ternyata masih tertinggal arca Maria di ruang makan. Romo minta maaf namun tanggapan mereka “Tak apa-apa Romo, kami juga mengenal Ibu dari Nabi Isa itu”. Bapak Dirjen Bimas Katholik diminta hadir, namun berhalangan hadir. Agar umat memperkenalkan diri dan mengenal yang lain, sisi-sisi positif diangkat. Terbuka untuk semua, jangan hanya yang Katholik saja. Bertolak dari kerendahan hati kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Tidak semua gambar atau patung yang kita gunakan itu dibuat oleh orang Katholik, ada juga yang dibuat oleh oleh senian yang beragama lain.

 

Dengan berakhirnya acara launching ini, disampaikan terima kasih juga pada kelompok Astawening dan ibu-2 dari paroki Ganjuran yang terlibat dalam acara hari ini. Demikian juga pada kelompok “De Jog lesung” yang melantunkan tembang dengan iringan gamelan sejak rombongan  Bapak Uskup memasuki area Gereja, dan sementara menunggu acara Misa bersama umat paroki Ganjuran, gamelan “Cokekan” dari  bapak-2 paroki Ganjuran akan menghibur kita.

 

Kemudian disampaikan terima kasih juga pada Bapak Kapolsek yang mengamankan acara launching ini dibantu tim keamanan paroki Ganjuran. Juga OMK yang berperan dalam lay out dan stage. Serta atas keterlibatan paroki Pugeran. Sesudah ini akan diadakan roadshow ke seluruh kepuauan di Indonesia. Ucapan terima kasih terakhir disampaikan juga pada ibu-2 wilayah yang terlah melayani dengan minuman dan makanan jajan pasar khas Yogya

 

————————————————————————————————————————–

Sdri Helena sempat berbicara dengan bapak Gomes dan mendapat  informasi bahwa nantinya akan ada museum tersendiri untuk seluruh hasil sayembara ini.

 

Sekitar jam 16.00 bersama umat paroki Ganjuran, kami mengikuti perayaan Ekaristi konselebrasi dengan selebran utama Romo B. Saryanto, Pr dan 3 selebran yang lain Romo Krismanto (dari paroki Ganjuran, Romo Agus (HAK KWI), Romo Danang SJ (dari Kotabaru yang sedang membuat penelitian untuk tesis studinya di sini). Misa pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus ini diadakan dalam bahasa Jawa sebagaimana dalam panduan Misa dengan iringan koor & gamelan.

 

Homili Romo Saryanto a.l. :

  • Berkat Tuhan ada dalam kesehatan sehingga kita bisa ikut Misa ini. Namun terlebih dalam kurnia imann katholik yang sejak kecil diajarkan oleh orang tua terhadap anaknya. Seperti lidah-2 api lambang kehadiran Roh kudus, anak diajar oleh lidah ibunya sampai bisa membuat Tanda Salib sambil mengucapkan “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Perjanjian Lama sudah mengenal embrio atau bakal pemahaman ajaran Trituggal Mahakudus ini.dalam awal Kitab Kejadian “Allah menciptakan langit dan bumi … Roh Allah melayang-layang di atas air … Tuhan bersabda “Jadilah terang …’. Dan terang terjadilah Dalam Perjanjian Baru Sabda menjelma menjadi Pribadi Yesus, yang bersama Roh Kudus sehakekat dengan Allah. Tanamkanlah hal ini dalam pikiranmu agar turun ke dalam hatimu. Ciri kepribadian dan keilahian ada dalam Kristus, dan Maria menjadi tempat pejelmaan itu.

– Siang ini sudah dilakukan launching atau proklamasi mengenai “Sayembara Cipta Rupa patung dan lukisan Bunda Maria, Bunda Segala Suku’. Semoga nantinya umat dapat menghayati devosi kepada Maria dengan cara Indonesia.. Meng-Indonesia-kan penghormatan pada Bunda Maria dengan seni, budaya, tata cara, serta pujian dalam bahasa Indonesia. Mari kita mohon terang Roh Kudus, agar kita dapat mengetahui hal ini dan menjadi pribadi yang bijaksana.

  • Kita sudah menerima Roh Kudus sehingga dapat menyentuh Allah sebagai Bapa. Maria adalah Bunda Yesus dan juga Bunda umat beriman. Kita harus mengikuti gerakan Roh Kudus dalam hidup kita agar bisa menjadi berkat bagi sesama. Semua yang dilaksanakan dengan bantuan Roh Kudus adalah wujud pelayanan bagi sesama. Mereka yang tidak pernah mengenal Allah tidak akan pernah berdoa. Jik4a mengenal Allah, hidup kita akan terarah pada sesama, pelayanan kita terarah pada kebaikan bersama, bukan pada kepentingan diri sendiri.

————————————————————————————————————————–

Poster yang kami terima untuk ikut menyebarkannya, tercantum  :

Sayembara Cipta Rupa Patung dan Lukisan :

  • dengan tema : Maria, Bunda Segala Suku
  • Indonesia yang kaya akan keragaman suku dan budaya sudah selayaknya memiliki sosok Bunda Maria yang bisa menjadi identitas Bunda Maria khas Indonesia
  • Hadiah tunai (& barang) per kategori pemenang (Juara Umum-Favorit-Pilihan & 3 Nominasi
  • Ketentuan Sayembara

 

Pada bagian bawah tertera logo :

  • Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Gembala Baik dan Murah Hati
  • Paguyuban Bunda Maria Indonesia. (sekr Jl.KH Hasyim Ashari no 54, Jakarta 10310 Indonesia, no telp 0819 0883 1250, email mariabundasegalasuku@gmail.com, info lengkap di www.com
  • Dirjen Bimas Katholik, Kementerian Negara RI
  • Persaydaraan Devosi Maria
  • Saint Mary
  • PMKRI
  • Legio Mariae

 

Semarang, 1 Juni 2015 – Salam Legio,

Johannes handiman & Helena Maria Winarti

 

NB : Pada saat kami mengisi daftar hadir kami menuliskan nama kami sebagai wakil yg diutus oleh Legio Mariae Senatus Malang (karena dalam undangan yg tertera diundang adalah Legio Mariae Senatus Malang). Tks

 

20150530_144707 20150605_092538 20150530_143505 20150530_144954

ACIES Kuria Maria Menerima Kabar Gembira – Madura

Pamekasan. (21/3) Tepat pukul 10.00 wib kurang lebih 60 anggota aktif maupun auksilier Legio Maria yang tergabung dalam Kuria Maria Menerima Kabar Gembira Madura, mengikuti misa acies di Gereja Maria Ratu Para Rasul Paroki Pamekasan. Misa dipimpin oleh Rm H. Purnomo. O Carm selaku pemimpin rohani Kuria di Madura. Dalam Kotbahnya Romo Pur, panggilan akrab Rm. H. Purnomo, O Carm kembali menginagtkan agar para legioner terus bersemangat dan bergembira. Karena legio adalah pasukan yang siap bertempur.

Seusai misa dilanjutkan dengan ramah tamah untuk menjalin keakraban antar anggota . Dalam acara ramah tamah diisi dengan sambutan dari ketua kuria Ibu J Retnowulan S dan dari Romo Pur. Serta atraksi spontanitas dari para anggota presidium, baik tua maupun muda berbaur menampilkan kreasinya sehingga suasana terasa akrab dan menghibur.

 

Pemimpin Rohani dan asisten pemimpin rohani mengucapkan janji kesetiaan

Pemimpin Rohani dan asisten pemimpin rohani mengucapkan janji kesetiaan

Penampilan presidium yunior saat mengikuti acara permainan

Penampilan presidium yunior saat mengikuti acara permainan

Anggota aktif presidium maria ratu para kudus mengucap janji kesetiaan pada Bunda Maria

Anggota aktif presidium maria ratu para kudus mengucap janji kesetiaan pada Bunda Maria

TUHAN PUNYA RENCANA

Suatu senja di bulan November 2013 saya menelpon Ibu Kristina Ngaji untuk berkonsultasi tentang beberapa hal berkaitan dengan Legio Maria. Saat itu kami berdua berbicara cukup panjang lebar hampir 45 menit. Di ujung pembicaraan beliau bertanya, “Masih berapa lama Pater bertugas di Timika?” Saya menjawab, “Sesuai SK penempatan, saya masih akan bertugas di Timika kurang lebih 1 tahun lagi. Setelah itu bisa diperpanjang, bisa juga pindah.” Saya agak cemas ketika mengatakan “… bisa juga pindah” mengingat usia Kuria Maria Ratu Semesta Alam Timika baru setahun jagung, masih butuh pendampingan serius. Rupanya Ibu Kristina membaca nada kecemasan dalam suara saya, sehingga beliau menimpali dengan kata-kata yang menguatkan sebagai berikut, “Kalau Pater pindah, itu artinya Tuhan mengutus Pater untuk membuka lagi Legio Maria di tempat lain yang belum ada Legio Maria. Tuhan punya rencana.” Saya hanya menjawab, “Baik Ibu, terima kasih atas nasihatnya. Pembicaraan telepon pun ditutup. Itulah terakhir kali saya mendengar suara Ibu Kristina. Bulan April 2014 beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Walaupun kata-kata almarhumah diucapkan beberapa bulan sebelum meninggal, namun bagi saya kata-kata tersebut ibarat sebuah wasiat, mengingat itulah kata-kata terakhir yang saya dengar dari beliau.

Ternyata tepat apa yang diucapkannya. Tanggal 9 Februari 2015 saya pindah dari Timika ke Sentani, bertugas di lingkungan intern biara OFM yang berlokasi di Paroki Sang Penebus, Sentani, sebuah Paroki yang belum ada Legio Maria, padahal Paroki-Paroki tetangganya sudah lama memiliki Legio Maria. Saya tergerak untuk segera membentuk Legio Maria di Paroki ini, seraya mengingat kata-kata wasiat Ibu Kristina almarhumah bahwa, “Kalau Pater pindah, itu artinya Tuhan mengutus Pater untuk membuka lagi Legio Maria di tempat lain yang belum ada Legio Maria. Tuhan punya rencana.

Minggu 22 Februari 2015 setelah memimpin Misa di Stasi St. Stefanus Kampung Harapan (Paroki Sang Penebus, Sentani), saya sempat memperkenalkan Legio Maria secara singkat, lalu berjanji untuk datang lagi pada waktu yang disepakati guna bertemu dengan peminat-peminat yang ingin menjadi anggota Legio Maria. Sesuai waktu yang disepakati, hari Sabtu sore 28 Februari 2015 saya datang lagi ke Stasi tersebut dan bertemu dengan belasan orang. Setelah menjelaskan secara lebih lengkap tentang Legio Maria serta memberikan waktu untuk tanya jawab, saya berkata siapa yang mau bergabung silahkan mendaftar. Maka 8 orang di antaranya langsung menyatakan ingin bergabung. (Proses serupa saya buat juga di Timika ketika membentuk Presidium-Presidium baru di sana).

Tanpa menunda-nunda saya langsung mendaftarkan nama ke-8 orang tersebut (semuanya anggota OMK), lalu mempersilahkan mereka memilih 4 orang Perwira, menentukan waktu dan tempat Rapat Mingguan, dan menetapkan nama Pra-Presidium. Dengan demikian terbentuklah Pra-Presidium baru di Kampung Harapan dengan nama Pra-Presidium MARIA BUNDA PENGHARAPAN. Semoga Legio Maria di Kampung Harapan ini menjadi cikal bakal untuk terbentuknya Presidium-Presidium lain di seantero Paroki Sentani. Saya yakin Ibu Kristina Ngaji tersenyum dari Surga dan mendoakan Legioner-Legioner muda yang penuh harapan ini. Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih Bunda Maria.

Sentani, 1 Maret 2015,

P. John Kea Kebu, OFM.

TEMU KAUM MUDA LEGIONER SE-INDONESIA “LEGIO BANGEEETTT….”

Pada tanggal .24 sampai .26 Oktober .2014 yang lalu, Saudara Othy dan Ari mengikuti pertemuan kaum muda legioner se-Indonesia yang bertempat di Godak – Puncak, Bogor. Mereka berdua mewakili Senatus Malang untuk sharing dan menimba ilmu dari Senatus Jakarta dan dengan semua legioner muda se-Indonesia. Dari pertemuan itu, diharapkan Legio Maria untuk kaum muda di Senatus Malang dapat hidup kembali dan berkembang maju dengan pesat. Dibawah ini kami lampirkan .2 dokumen yang berkaitan dengan kegiatan tersebut :

A story of our Legio Trip

LEGIO – TEMU KAUM MUDA LEGIONER – legio oh legio

Seminar Legio Maria – Peringatan HUT ke-50 Legio Maria Senatus Sinar Bunda Karmel Malang

Peringatan HUT ke-50 Senatus Sinar Bunda Karmel Malang, diisi dengan acara seminar pada hari Sabtu (12 – Juli – 2014) yang terdiri dari tiga seminar berbeda yang dibawakan oleh tiga narasumber berbeda pula. Sesi pertama bertema “Spiritualitas Legio Maria” dengan narasumber RP J. Widajaka, CM, disusul dengan sesi kedua bertemakan “Kepemimpinan Gereja Lokal” oleh RP Haryawan A., O.Carm, dan diakhiri oleh RD Emanuel Wahyu Widodo yang mengangkat tema “Katekese Jaman Sekarang”.

Misa Syukur HUT ke-50 Legio Maria Senatus Sinar Bunda Karmel Malang

Peringatan misa syukur HUT ke-50 Legio Maria Senatus Sinar Bunda Karmel Malang diadakan pada hari Jumat (11-Juli-2014), dimulai pukul lima sore sampai tujuh malam diadakan di Kapel Jayagiri Malang.