Monthly Archives: April 2015

ACIES Kuria Maria Menerima Kabar Gembira – Madura

Pamekasan. (21/3) Tepat pukul 10.00 wib kurang lebih 60 anggota aktif maupun auksilier Legio Maria yang tergabung dalam Kuria Maria Menerima Kabar Gembira Madura, mengikuti misa acies di Gereja Maria Ratu Para Rasul Paroki Pamekasan. Misa dipimpin oleh Rm H. Purnomo. O Carm selaku pemimpin rohani Kuria di Madura. Dalam Kotbahnya Romo Pur, panggilan akrab Rm. H. Purnomo, O Carm kembali menginagtkan agar para legioner terus bersemangat dan bergembira. Karena legio adalah pasukan yang siap bertempur.

Seusai misa dilanjutkan dengan ramah tamah untuk menjalin keakraban antar anggota . Dalam acara ramah tamah diisi dengan sambutan dari ketua kuria Ibu J Retnowulan S dan dari Romo Pur. Serta atraksi spontanitas dari para anggota presidium, baik tua maupun muda berbaur menampilkan kreasinya sehingga suasana terasa akrab dan menghibur.

 

Pemimpin Rohani dan asisten pemimpin rohani mengucapkan janji kesetiaan

Pemimpin Rohani dan asisten pemimpin rohani mengucapkan janji kesetiaan

Penampilan presidium yunior saat mengikuti acara permainan

Penampilan presidium yunior saat mengikuti acara permainan

Anggota aktif presidium maria ratu para kudus mengucap janji kesetiaan pada Bunda Maria

Anggota aktif presidium maria ratu para kudus mengucap janji kesetiaan pada Bunda Maria

TUHAN PUNYA RENCANA

Suatu senja di bulan November 2013 saya menelpon Ibu Kristina Ngaji untuk berkonsultasi tentang beberapa hal berkaitan dengan Legio Maria. Saat itu kami berdua berbicara cukup panjang lebar hampir 45 menit. Di ujung pembicaraan beliau bertanya, “Masih berapa lama Pater bertugas di Timika?” Saya menjawab, “Sesuai SK penempatan, saya masih akan bertugas di Timika kurang lebih 1 tahun lagi. Setelah itu bisa diperpanjang, bisa juga pindah.” Saya agak cemas ketika mengatakan “… bisa juga pindah” mengingat usia Kuria Maria Ratu Semesta Alam Timika baru setahun jagung, masih butuh pendampingan serius. Rupanya Ibu Kristina membaca nada kecemasan dalam suara saya, sehingga beliau menimpali dengan kata-kata yang menguatkan sebagai berikut, “Kalau Pater pindah, itu artinya Tuhan mengutus Pater untuk membuka lagi Legio Maria di tempat lain yang belum ada Legio Maria. Tuhan punya rencana.” Saya hanya menjawab, “Baik Ibu, terima kasih atas nasihatnya. Pembicaraan telepon pun ditutup. Itulah terakhir kali saya mendengar suara Ibu Kristina. Bulan April 2014 beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Walaupun kata-kata almarhumah diucapkan beberapa bulan sebelum meninggal, namun bagi saya kata-kata tersebut ibarat sebuah wasiat, mengingat itulah kata-kata terakhir yang saya dengar dari beliau.

Ternyata tepat apa yang diucapkannya. Tanggal 9 Februari 2015 saya pindah dari Timika ke Sentani, bertugas di lingkungan intern biara OFM yang berlokasi di Paroki Sang Penebus, Sentani, sebuah Paroki yang belum ada Legio Maria, padahal Paroki-Paroki tetangganya sudah lama memiliki Legio Maria. Saya tergerak untuk segera membentuk Legio Maria di Paroki ini, seraya mengingat kata-kata wasiat Ibu Kristina almarhumah bahwa, “Kalau Pater pindah, itu artinya Tuhan mengutus Pater untuk membuka lagi Legio Maria di tempat lain yang belum ada Legio Maria. Tuhan punya rencana.

Minggu 22 Februari 2015 setelah memimpin Misa di Stasi St. Stefanus Kampung Harapan (Paroki Sang Penebus, Sentani), saya sempat memperkenalkan Legio Maria secara singkat, lalu berjanji untuk datang lagi pada waktu yang disepakati guna bertemu dengan peminat-peminat yang ingin menjadi anggota Legio Maria. Sesuai waktu yang disepakati, hari Sabtu sore 28 Februari 2015 saya datang lagi ke Stasi tersebut dan bertemu dengan belasan orang. Setelah menjelaskan secara lebih lengkap tentang Legio Maria serta memberikan waktu untuk tanya jawab, saya berkata siapa yang mau bergabung silahkan mendaftar. Maka 8 orang di antaranya langsung menyatakan ingin bergabung. (Proses serupa saya buat juga di Timika ketika membentuk Presidium-Presidium baru di sana).

Tanpa menunda-nunda saya langsung mendaftarkan nama ke-8 orang tersebut (semuanya anggota OMK), lalu mempersilahkan mereka memilih 4 orang Perwira, menentukan waktu dan tempat Rapat Mingguan, dan menetapkan nama Pra-Presidium. Dengan demikian terbentuklah Pra-Presidium baru di Kampung Harapan dengan nama Pra-Presidium MARIA BUNDA PENGHARAPAN. Semoga Legio Maria di Kampung Harapan ini menjadi cikal bakal untuk terbentuknya Presidium-Presidium lain di seantero Paroki Sentani. Saya yakin Ibu Kristina Ngaji tersenyum dari Surga dan mendoakan Legioner-Legioner muda yang penuh harapan ini. Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih Bunda Maria.

Sentani, 1 Maret 2015,

P. John Kea Kebu, OFM.